Dodo dan Lulu yang Sombong terhadap Caca
Di
suatu taman yang sejuk, subur, dan penuh dengan bunga-bunga hiduplah beberapa
binatang di dalamnya. Ada gerombolan semut, kupu-kupu, cacing, dan binatang
lainnya. Mereka semua hidup damai berdampingan di taman yang indah itu.
Suatu hari, seekor semut kecil bernama Dodo
berjalan-jalan di bawah tanaman yang penuh dengan bunga. Ia berjalan dengan
riang gembira.
“La la la la la la la la……” gumam Dodo sambil berjalan
mengitari taman bunga. Ia tak menyadari bahwa di atas ia berjalan ada beberapa
kupu-kupu yang sedang menghisap nektar di bunga-bunga. Satu kupu terbang
semakin rendah karena menyadari keberadaan semut itu.
“Hey
semut…siapa namamu? Kok jalan-jalan
sendiri, tidak ikut keluargamu mencari makan?” Sapa si kupu cantik yang terbang
rendah tadi.
“Eh..mengagetkan
saja kamu ini!!! namaku Dodo..aku lagi pengen
jalan-jalan menikmati indahnya taman ini..ngomong-ngomong siapa namamu Pu?”
“Kok Pu sih?
Namaku itu Lulu..oh iya kamu kesini karena melihat kecantikan sayapku kan..jadi
kamu mendekat kemari, hayooo ngaku??!!”
“Ih pedenya..enggak
ya…aku hanya jalan-jalan aja disini siapa tau bertemu dengan saudaraku dari
jauh. Aku ingin menyapanya. Aku dan para bangsa semutkan selalu menyapa satu
sama lain. Jadi kami tidak pernah musuhan. Selalu tolong menolong kalau ada
yang keberatan membawa makanan. Coba kamu dengan saudara kamu apa pernah
berjabatan tangan? Kaliankan hanya asik dengan sayap kalian masing-masing.
Terbang kesana kemari tanpa menyapa satu saudara.weeekk…” ledek si Dodo
Dodo dan Lulu saling mendebatkan kehebatan mereka
masing-masing. Dodo yang bangga dengan kebiasaan keluarganya yang saling bertegur
sapa dan gotong royong. Lulu yang merasa cantik dan anggun dengan sayapnya yang
berwarna-warni dan bisa digunakan untuk terbang kesana-kemari.
Saat
mereka saling mencibir satu sama lain tiba-tiba seekor cacing muncul dari
tanah.
“Ssssstttt…eh
Do itu apa yang bergerak-gerak di tanah itu?” tanya si Lulu.
“Itukan
Caca…si cacing lelet…” jawab Dodo yang masih kesal.
“hiii..jorok..masak
hidup ditanah. Menggeliat-geliat ditanah gag
punya kaki lagi..kasian sekali…” kata si Lulu yang merasa jijik melihat Caca.
kalian? Waaa kalian hebat punya kaki, sayapnya juga cantik. Boleh
aku pegang?” Sapa si Caca sambil
berusaha meraih sayap Lulu.“Hay..kalian siapa namanya? Boleh aku
ikut main dengan
Dengan
sigap Lulu langsung menghindari Caca. Lulu merasa jijik dengan Caca.“Jangan
dekat-dekat..kamu jorok!!nanti sayapku kotor terkena tanah” bentak si Lulu yang
merasa semakin jijik.
“Hahahaha…..dasar
nggak tau diri, sudah tau kotor
berani sekali mau pegang-pegang..Sana pergi cacing lelet, nggak punya kaki,
dasar tidak berguna!!!! Ejek Dodo sambil membentak.
Caca
merasa sakit hati dengan perlakuan Dodo dan Lulu. Ia langsung meninggalkan
tempat itu dengan muka tertunduk. Sampai di rumahnya Caca terus saja murung.
Sebenarnya ia tidak ingin menceritakan hal itu dengan keluarganya, tapi
keluarga Caca sangat cemas dengan keadaan Caca. Akhirnya Caca menceritakan
semuanya. Saudaranya semua tidak terima dengan perlakuan teman-teman Caca dan
ingin mendatangi mereka.
“Siapa
yang berani menghina kamu, akan saya beri pelajaran satu-satu!!” amarah salah
satu saudara Caca.
“Jangan-jangan tidak usah di beri pelajaran. Mereka benar,
kita memang jorok, lelet, tidak punya kaki, pokoknya tidak punya kelebihan
seperti mereka.” Jelas Caca masih dengan
sedikit murung.
“Tidak
bisa, itu namanya penghinaan terhadap bangsa cacing. Awas saja mereka pasti
akan merasa menyesal dengan apa yang mereka
katakan” jelas salah satu kakak Caca.
Semua
bangsa cacing mengetahui hal itu. Mereka semua tidak mau menggemburkan tanah yang
ada di sekitar lingkungan tempat tinggal semut dan di bawah tanaman bunga. Akibatnya
semut tidak bisa membuat rumah lagi karena tanahnya terlalu keras. Semut juga
tidak mampu membuat trowongan jalan karena tanah terlalu keras untuk digali.
Sedangkan
bangsa kupu-kupu banyak yang kelaparan. Tanaman bunga banyak yang layu dan
tidak mau berkembang. Itu semua karena tanah yang ada di bawah tanaman-tanaman
bunga tidak gembur sehingga akar tanaman tidak mampu menjalar mencari air.
Akibatnya tanaman banyak yang layu dan kupu-kupu kehabisan persediaan nektar.
Seluruh
penduduk taman semakin cemas dengan keadaan itu.
“Aaaa
lapar lapar…” teriak bangsa kupu-kupu.
“Bagaimana
kita membangun rumah..bagaimana ini???” semut semut kebingungan.
Setelah
beberapa hari keadaan semakin parah dan perlahan lahan bangsa semut dan bangsa
kupu-kupu menyadari hal itu diakibatkan oleh cacing yang sudah tidak mau lagi
menggemburkan tanah. Kemudian Dodo dan Lulu mengakui kesalahan mereka kepada
bangsa semut dan bangsa kupu-kupu. Mereka menyadari kesalahan mereka yang telah
menyakiti Caca dan bangsa cacing lainnya.
Hari
selanjutnya Dodo dan Lulu meminta maaf kepada Caca dan bangsa cacing semuanya.
Mereka meminta maaf karena telah menyakiti hati Caca.
“Maafkan
kami Ca..kami sadar kami salah. Kami juga sadar kalau kamu dan bangsamu itu sangat
berguna. Kalau tidak ada kamu dan seluruh bangsamu taman ini menjadi kacau.
Kami janji tidak mengulanginya lagi Ca” mereka berdua meminta maaf dengan penuh
penyesalan. Air mata mereka sampai kemana-mana.
Caca
yang menyaksikan permintaan maaf itu ikut terharu. Tanpa berkata apa-apa Caca
memeluk keduanya dengan penuh kasih sayang.
Setelah
kejadian yang mengharukan itu, semuanya berdamai tanpa ada lagi rasa dendam dan
sakit hati. Caca dan bangsa cacing yang ada di taman itu mau menggemburkan
seluruh wilayah taman tanpa terkecuali.
Akhirnya mereka semua hidup berdampingan tanpa kekurangan. Dodo, Lulu,
Caca dan semua penduduk taman selalu mengajarkan hal kebaikan kepada anak cucu
mereka. Sehingga tidak ada lagi kejadian buruk serupa terjadi di taman yang indah
itu.
Semua hidup damai karena
masing-masing sadar bahwa hidup itu saling melengkapi dan masing-masing
mempunya kelebihan dan kekurangan. Maka kita harus selalu menghargai satu sama
lain.
Selesai
Yogyakarta, 13 Oktober 2014
Dzikrina
Istighfaroh
11201241069
PBSI K 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar