Rabu, 15 Oktober 2014

Karya Fabel Pertamaku: Dodo dan Lulu yang Sombong terhadap Caca



Dodo dan Lulu yang Sombong terhadap Caca

Di suatu taman yang sejuk, subur, dan penuh dengan bunga-bunga hiduplah beberapa binatang di dalamnya. Ada gerombolan semut, kupu-kupu, cacing, dan binatang lainnya. Mereka semua hidup damai berdampingan di taman yang indah itu.
            Suatu hari, seekor semut kecil bernama Dodo berjalan-jalan di bawah tanaman yang penuh dengan bunga. Ia berjalan dengan riang gembira.
            “La la la la la la la la……” gumam Dodo sambil berjalan mengitari taman bunga. Ia tak menyadari bahwa di atas ia berjalan ada beberapa kupu-kupu yang sedang menghisap nektar di bunga-bunga. Satu kupu terbang semakin rendah karena menyadari keberadaan semut itu.
            Hey semut…siapa namamu? Kok jalan-jalan sendiri, tidak ikut keluargamu mencari makan?” Sapa si kupu cantik yang terbang rendah tadi.
            Eh..mengagetkan saja kamu ini!!! namaku Dodo..aku lagi pengen jalan-jalan menikmati indahnya taman ini..ngomong-ngomong siapa namamu Pu?”
            Kok Pu sih? Namaku itu Lulu..oh iya kamu kesini karena melihat kecantikan sayapku kan..jadi kamu mendekat kemari, hayooo ngaku??!!”
            Ih pedenya..enggak ya…aku hanya jalan-jalan aja disini siapa tau bertemu dengan saudaraku dari jauh. Aku ingin menyapanya. Aku dan para bangsa semutkan selalu menyapa satu sama lain. Jadi kami tidak pernah musuhan. Selalu tolong menolong kalau ada yang keberatan membawa makanan. Coba kamu dengan saudara kamu apa pernah berjabatan tangan? Kaliankan hanya asik dengan sayap kalian masing-masing. Terbang kesana kemari tanpa menyapa satu saudara.weeekk…” ledek si Dodo
            Dodo dan Lulu saling mendebatkan kehebatan mereka masing-masing. Dodo yang bangga dengan kebiasaan keluarganya yang saling bertegur sapa dan gotong royong. Lulu yang merasa cantik dan anggun dengan sayapnya yang berwarna-warni dan bisa digunakan untuk terbang kesana-kemari.
Saat mereka saling mencibir satu sama lain tiba-tiba seekor cacing muncul dari tanah.
“Ssssstttt…eh Do itu apa yang bergerak-gerak di tanah itu?” tanya si Lulu.
“Itukan Caca…si cacing lelet…” jawab Dodo yang masih kesal.
“hiii..jorok..masak hidup ditanah. Menggeliat-geliat ditanah gag punya kaki lagi..kasian sekali…” kata si Lulu yang merasa jijik melihat Caca.
kalian? Waaa kalian hebat punya kaki, sayapnya juga cantik. Boleh aku  pegang?” Sapa si Caca sambil berusaha meraih sayap Lulu.Hay..kalian siapa namanya? Boleh aku ikut main dengan
Dengan sigap Lulu langsung menghindari Caca. Lulu merasa jijik dengan Caca.“Jangan dekat-dekat..kamu jorok!!nanti sayapku kotor terkena tanah” bentak si Lulu yang merasa semakin jijik.
“Hahahaha…..dasar nggak tau diri, sudah tau kotor berani sekali mau pegang-pegang..Sana pergi cacing lelet, nggak punya kaki, dasar tidak berguna!!!! Ejek Dodo sambil membentak.
Caca merasa sakit hati dengan perlakuan Dodo dan Lulu. Ia langsung meninggalkan tempat itu dengan muka tertunduk. Sampai di rumahnya Caca terus saja murung. Sebenarnya ia tidak ingin menceritakan hal itu dengan keluarganya, tapi keluarga Caca sangat cemas dengan keadaan Caca. Akhirnya Caca menceritakan semuanya. Saudaranya semua tidak terima dengan perlakuan teman-teman Caca dan ingin mendatangi mereka.
“Siapa yang berani menghina kamu, akan saya beri pelajaran satu-satu!!” amarah salah satu saudara Caca.
“Jangan-jangan  tidak usah di beri pelajaran. Mereka benar, kita memang jorok, lelet, tidak punya kaki, pokoknya tidak punya kelebihan seperti mereka.” Jelas  Caca masih dengan sedikit murung.
“Tidak bisa, itu namanya penghinaan terhadap bangsa cacing. Awas saja mereka pasti akan  merasa  menyesal dengan  apa  yang  mereka  katakan” jelas  salah satu kakak Caca.
Semua bangsa cacing mengetahui hal itu. Mereka semua tidak mau menggemburkan tanah yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal semut dan di bawah tanaman bunga. Akibatnya semut tidak bisa membuat rumah lagi karena tanahnya terlalu keras. Semut juga tidak mampu membuat trowongan jalan karena tanah terlalu keras untuk digali.
Sedangkan bangsa kupu-kupu banyak yang kelaparan. Tanaman bunga banyak yang layu dan tidak mau berkembang. Itu semua karena tanah yang ada di bawah tanaman-tanaman bunga tidak gembur sehingga akar tanaman tidak mampu menjalar mencari air. Akibatnya tanaman banyak yang layu dan kupu-kupu kehabisan persediaan nektar.
Seluruh penduduk taman semakin cemas dengan keadaan itu.
“Aaaa lapar lapar…” teriak bangsa kupu-kupu.
“Bagaimana kita membangun rumah..bagaimana ini???” semut semut kebingungan.
Setelah beberapa hari keadaan semakin parah dan perlahan lahan bangsa semut dan bangsa kupu-kupu menyadari hal itu diakibatkan oleh cacing yang sudah tidak mau lagi menggemburkan tanah. Kemudian Dodo dan Lulu mengakui kesalahan mereka kepada bangsa semut dan bangsa kupu-kupu. Mereka menyadari kesalahan mereka yang telah menyakiti Caca dan bangsa cacing lainnya.
Hari selanjutnya Dodo dan Lulu meminta maaf kepada Caca dan bangsa cacing semuanya. Mereka meminta maaf karena telah menyakiti hati Caca.
“Maafkan kami Ca..kami sadar kami salah. Kami juga sadar kalau kamu dan bangsamu itu sangat berguna. Kalau tidak ada kamu dan seluruh bangsamu taman ini menjadi kacau. Kami janji tidak mengulanginya lagi Ca” mereka berdua meminta maaf dengan penuh penyesalan. Air mata mereka sampai kemana-mana.
Caca yang menyaksikan permintaan maaf itu ikut terharu. Tanpa berkata apa-apa Caca memeluk keduanya dengan penuh kasih sayang.
Setelah kejadian yang mengharukan itu, semuanya berdamai tanpa ada lagi rasa dendam dan sakit hati. Caca dan bangsa cacing yang ada di taman itu mau menggemburkan seluruh wilayah taman tanpa terkecuali.  Akhirnya mereka semua hidup berdampingan tanpa kekurangan. Dodo, Lulu, Caca dan semua penduduk taman selalu mengajarkan hal kebaikan kepada anak cucu mereka. Sehingga tidak ada lagi kejadian buruk serupa terjadi di taman yang indah itu.
Semua hidup damai karena masing-masing sadar bahwa hidup itu saling melengkapi dan masing-masing mempunya kelebihan dan kekurangan. Maka kita harus selalu menghargai satu sama lain.


Selesai
           
Yogyakarta, 13 Oktober 2014
Dzikrina Istighfaroh
11201241069
PBSI K 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar